Rabu, 11 Juni 2008

ISLAM : KEMARIN, KINI, DAN ESOK

RINCIAN BAHASAN

Islam adalah ajaran / risalah yang Allah turunkan melalui Rasul-Nya sebagai diin yang paling sempurna bagi semesta alam (QS. 5:3). Allah telah memenangkan Islam atas ajaran-ajaran yang lain, kemenangan itu semuanya milik Islam sebagaimana telah Allah janjikan (QS.37:173).

Sebagai umat Islam, kita harus tetap optimis, bahwa janji Allah itu akan datang, membangkitkan dan memenangkan Islam walau mungkin membutuhkan waktu yang panjang. Optimisme yang dibutuhkan tentunya tidak lantas melahirkan kepastian, akan tetapi harus diiringi dengan upaya dan usaha yang dilandasi oleh iman. Dengan kata lain iman dan amal sholeh adalah dua kunci untuk meraih dan mempertahankan kemenangan Islam.

Kondisi Kemarin

Islam telah mengalami puncak kegemilangan dari masa Rasulullah SAW hingga masa-masa kekhalifahan, yang sampai kini belum lagi terulang. “Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak dapat menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk..” (HR. Tirmizi). Islam adalah pusat peradaban dunia, dalam ilmu dan pendidikan, pemerintahan dan keadilan, akhlak dan keagungan. Semua ini terjadi ketika umat berjalan bersama islam. Tetapi ketika Islam sudah mulai ditinggalkan oleh manusia, yang terjadi adalah potret kehidupan Islam di masa kini.

Kondisi Kini

Banyak hal yang dapat digambarkan tentang umat Islam di masa sekarang, yang selalu dicirikan dengan keadaan tidak berdaya. Dalam sebuah hadits dikatakan: “Akan datang suatu masa, di mana kalian seperti makanan yang diperebutkan. Sahabat bertanya : ‘Apakah jumlah kita pada masa itu sedikit, ya Rasulullah ?’, Rasulullah menjawab : Tidak, melainkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian laksana buih di lautan” (banyak tapi tidak berdaya). Misalnya saja dengan potret umat di belahan dunia ketiga yang diwarnai kemiskinan dan kebodohan, sementara itu penindasan dan penganiayaan terus dialami oleh sebagian yang lain (misalnya : Bosnia, Palestina, Chechnya, Sudan, Kashmir, dll).

Esok

Masalah kebangkitan Islam kini menjadi tema menarik, yang kerap dibicarakan, karena kebangkitan itu sesuatu yang sudah dinyatakan oleh Rasulullah SAW : “Kenabuian ini akan berjalan di tengah-tengah kamu sampai masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian diangkat-Nya kapan Ia kehendaki. Kemudian akan menyusul masa khalifah yang akan berdiri di atas manhaj nubuwah (sistem pemerintahan yang masih murni seperti di jaman Rasulullah), pemerintahan yang murni itu berpegang teguh kepada Islam, yang demikian itu sampai masa yang dikehendaki Allah, kemudian diangkat-Nya jika Ia kehendaki. Kemudian setelah masa itu ada raja yang zalim (diktator) sampai masa yang dikehendaki. Kemudian muncul khalifah yang berdiri di atas manhaj nubuwah.” Kemudian Rasulullah SAW diam. Disebutkan oleh Huzaifah, marfu’ dan diriwayatkan oleh al-Iraqi dari jalan Ahmad, ia berkata : Ini hadits shahih.

Optimisme tersebut semakin besar ketika tanda-tanda kebangkitan itu sendiri mulai tampak, misalnya :

· Adanya kesadaran kaum muslimin untuk kembali kepada Islam

· Tersebar dan semakin banyak buku-buku dan kaset Islam

· Islamic Centre dan organisasi Islam mulai bermunculan

· Maraknya mesjid dengan aktivitas keislamannya

· Semangat jihad sudah mulai berkobar di berbagai negeri

Faktor-faktor Kebangkitan Islam

· Janji Allah SWT dalam al-Qur’an dan Hadits (5:54, 9:32-33, 58:21, 10:37, 15:9). “Agama ini akan sampai sejauh sampainya malam dan siang dan tidak ada di rumah penjuru bumi ini kecuali Allah masukkan agama ini ke dalamnya dengan memuliakan yang mulia dan menghinakan yang hina, suatu kemuliaan di mana Allah memuliakan Islam dan menghinakan (merendahkan) kekafiran selain Islam dengan Islam .”(HR. Ahmad).

· Islam sebagai diin yang sesuai dengan fitrah manusia (mempunyai konsep tauhid yang lurus dan benar (17:44; 20:124; 30:30; 40:51)). Islam memperhatikan keseimbangan antara jasad, akal, dan ruh. Mengabaikan salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut berarti mengabaikan manusia itu sendiri yang berakibat pada kehancuran peradaban manusia, seperti yang terjadi pada peradaban Barat dari jaman dulu sampai sekarang.

· Keunggulan yang dimiliki ajaran Islam yang syamil (meliputi seluruh konsep dan nilai kehidupan) dan shahih.

· Memiliki SDM yang banyak (1/5 penduduk dunia adalah muslim).

· Sumber daya alam potensial kebanyakan terdapat di negara-negara Islam.

· Ideologi lain yang sudah mulai runtuh.

REFERENSI

Hasan al-Banna, Dakwah islam, Kemarin, Kini dan Esok

Dr. Abdullah ‘Azzam, Islam dan Masa Depan Umat Manusia, Bayan Press

ISLAM SEBAGAI SISTEM HIDUP



1. Robbaniyah

Ditinjau dari segi bahasa, Robbaniyah berasal dari kata rabbun, yang ditujukan kepada Allah SWT. Sedangkan rabbani ditujukan kepada manusia, yaitu manusia yang tali hubungannya dengan Allah sangat kuat, tahu dan mengamalkan ajaran-Nya. (QS. 3:79).

Yang dimaksud dengan robbaniyyah mencakup 2 aspek robbaniyyah ghayah dan mashdar.

a. Rabbaniyyah Ghoyah (tujuan dan sasaran)

Maksudnya Islam menjadikan tujuan pertama dan terakhir untuk menyembah Allah semata (QS. 51:56) dan untuk mencapai ridho-Nya. Tujuan ini pun akhirnya merupakan tujuan akhir, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan (QS. 53:42, 84:6).

Dampak rabbaniyyah tujuan pada manusia :

(1) Mengetahui tujuan dan keberadaan manusia

(2) Mendapat petunjuk menuju fitrah

(3) Keselamatan dari perpecahan dan pergolakkan

(4) Membebaskan manusia dari penghambaaan pada egoisme dan syahwat.

b. Rabbaniyyah Masdar (sumber hukum)

Maksudnya manhaj /metode yang telah diterapkan oleh Islam untuk mencapai tujuan dan sasaran itu adalah manhaj Robbani yang murni, yaitu yang bersumber pada wahyu Allah, kepada Rasulullah SAW (Al-Qur an). Manhaj ini tidak lahir sebagai sebuah hasil rekayasa dari ambisi individu, keluarga, golongan, partai atau bangsa tertentu. Tetapi manhaj ini datang dari Allah yang menginginkan agar menjadi petunjuk, penjelas, kabar gembira, obat dan rahmat bagi hamba-hambaNya (QS. 4:174, 10:57).

Adapun Rasulullah Muhammad SAW adalah penyeru pada manhaj dan sebagai penjelas perintah-Nya yang masih samar bagi manusia [42:52-53]

Dampak Rabbaniyyah mashdar:

(1) Terlepas dari pertentangan dan sikap ekstrim [4:82]

(2) Terlepas dari keberpihakan dan hawa nafsu

(3) Terhormat dan mudah diyakini

(4) Terbebas dari penghambaan sesama manusia.

2. Insaniyah (kemanusiaan)

· Islam yang berdasarkan al-Qur’an dan sunnah Rasul-Nya mencurahkan sebagian besar kepeduliannya pada sisi kemanusiaan.Islam mengakui manusia dengan pengakuan yang menyeluruh.Aspek-aspek manusia seperti akal, jasad dan ruhani diberikan peluang untuk melaksanakan peran, fungsi dan karakteristiknya tanpa harus cenderung pada aspek tertentu saja.Di samping itu ibadah-ibadah yang disyari’atkan oleh Islam mengandung dimensi kemanusiaan, misalnya shalat, zakat dan haji.Kesimpulannya, Islam adalah din yang sesuai dengan karakter manusia, ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia sendiri.

· Buah insaniyah dalam Islam:

(1) Persaudaraan manusia (ukhuwah)

(2) Persamaan manusia (emansipasi)

3. Syumul (universal)

Artinya Islam meliputi semua zaman, kehidupan dan eksistensi manusia.Jangkauan keuniversalan dalam risalah Islam ini diungkapkan oleh Hasan al-Banna: “Islam adalah risalah yang panjang terbentang sehingga meliputi semua abad sepanjang zaman, terhampar luas sehingga meliputi semua cakrawala umat dan begitu mendalam (mendetail) sehingga memuat urusan-urusan dunia dan akhirat”.Dan di dalam Risalah Ta’lim-nya, yang dimaksud dengan Islam universal yaitu: “Islam adalah sebuah sistem yang universal (komprehensif, total dan integral).Mencakup berbagai aspek hidup dan kehidupan.Islam adalah negara dan tanah air, pemerintahan dan umat, akhlak dan kekuatan, serta kasih sayang dan keadilan.Islam adalah kebudayaan dan perundang-undangan, ilmu dan hukum, materi dan harta benda, serta usaha dan kekayaan.Dan Islam juga adalah jihad dan dakwah, militer dan ideologi serta aqidah yang murni dan ibadah yang benar sekaligus.”

a. Risalah semua zaman

Islam adalah risalah untuk semua zaman dan generasi, bukan risalah yang terbatas oleh masa atau generasi tertentu.Secara substansial (dasar-dasar aqidah dan moralnya), Islam merupakan risalah setiap nabi yang diutus dan misi setiap kitab suci yang diturunkan.Maka semua nabi diutus dengan membawa risalah (misi) Islam, menyerukan tauhid dan menjauhi taghut [21:25, 16:36, 10:72, 2:128,132].

b. Risalah bagi seluruh alam semesta

Islam tidak terbatas pada bangsa maupun status sosial tertentu, yang merupakan petunjuk Rabb manusia bagi segenap manusia, rahmat bagi sekalian hamba-Nya [21:107, 24:1, 38:87].

4. Al-Wastthiyyah / Tawazun (moderat atau pertengahan)

· Islam berada dalam keseimbangan di antara dua jalan atau dua arah yang saling bertentangan.Islam memberikan haknya secara adil terhadap aspek-aspek kehidupan seperti ruhiyah (spiritualisme), maddiyyah (materialisme), fardiyah (individu), jama’iyyah (kolektif), tsabat (konsisten) dan taghayyur (perubahan) dan tidak berada dalam poros yang ekstrim [55:7-8].

5. Al-Waqi’iyyah (kontekstual)

· Allah menjamin Islam sebagai ajaran yang sesuai dengan kondisi manusia di manapun, kapanpun dan bagi segala jenis manusia.Islam senantiasa menjaga dan memelihara realita (aktual) di setiap aspek yang didakwahkan pada manusia, mulai aspek aqidah, ibadah, akhlak dan syari’at.

·

6. Al-Wudhuh (jelas)

· Yang dimaksud adalah jelas dalam hal:

a. Dasar-dasar Islam (aqidah, moral, syari’at Islam)

b. Sumber-sumber hukumnya

c. Sasaran dan tujuan

Pentingnya memahami Islam secara kaffah. [2:208]

1. Agar umat Islam tidak terjebak ke dalam propaganda, program serta langkah-langkah syaitan.Sebab syaitan adalah musuh yang nyata bagi manusia.

2. Ajaran Islam sendiri bersifat universal dan menolak parsialisasi hukum dan ajarannya.Aspek dalam kehidupan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.Kehidupan tidak akan harmonis apabila Islam dilaksanakan secara parsial.

REFERENSI

Materi Mentoring Islamic Study 1994-/1995

Panduan Aktivis Harokah, Pustaka Al-Ummah, Jakarta

Dr.Yusuf al-Qaardhawi, Karakteristik Islam: Kajian Analitik, Risalah Gusti